Aliran-Aliran Psikologi
Dengan banyaknya pemikiran dan penelitian tentang kejiwaan oleh
para ahli. Dan memunculkan pandangan
yang berbeda dari hasil penelitiannya. Sehingga lahirlah aliran-aliran
psikologi dari para ahli . Dengan demikian ada 4 aliran-aliran psikologi yang
terkenal yaitu :
1.
Aliran Psikologi Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis adalah sebuah aliran dalam psikologi yang
manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh-oleh keinginan-keingnan terpendam (homo
valens). Aliran ini didirikan atau dikemukakan oleh Sigmund Freud pada
tahun 1900. Yaitu orang yang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia.
Freud memfokuskan pada totalitas
kepribadian manusia. Aliran psikoanalisis tentang manusia ini sangat
kompleks tetapi secara garis besar ada tiga ke-satuan kompleks yang memilki
hubungan timbal balik.
Yang pertama adalah Id
(das es), merupakan suatu wadah yang berisi dorongan-dorongan bawaan yang
bersifat primitif dan dorongan – dorongan biologis manusia (instink). Id
bergerak pada bidang kesenangan dan kepuasan. Kedua adalah ego (das ich),
yang menampilkan akal budi dan pikiran, selalu siap menyesuaikan diri dan mampu
mengendalikan dorongan-dorongan dan
menampilkan prinsip realitis (nyata). Ketiga super ego, mempunyai fungsi
untuk mengontrol id agar tidak begitu saja merealisasikan perbuatannya atau
pemuasannya. Atau bisa dikatakan super ego adalah hati nurani manusia.
2.
Aliran Psikologi Behaviorisme
Aliran ini pertama kali dikemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov
(1849-1938) dan William Mc. Dougal (1871-1938).. Aliran ini mengemukakan bahwa
objek psikologi hanyalah prilaku yang kelihatan saja dan menolak pendapat
sarjana psikologi yang mempelajari tingkah laku yang tidak nampak dari luar.
Karena Pavlov sangat anti terhadap psikologi yang dianggap kurang ilmiah dan
semua gerakan yang terjadi itu hanyalah refleks yang. Serta tokoh aliran ini
yang lain mengemukakan bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif artinya
harus dipelajari sebagaimana mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam.
3.
Aliran Psikologi Kognitif
Aliran psikologi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang
bereaksi secara aktif terhadap lingkungannyadengan cara berfikir. Psikologi
kognitif mempelajari bagaimana arus informasi ditangkap oleh alat indera yang
diproses dalam jiwa seseorang sebelum diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Akan tetapi, dalam aplikasinya reaksi yang timbul tidak hanya yang nyata tetapi
juga dalam bentuk atau berupa ingatan. Dalam konsep ini manusia orang yang
secara sadar memecahkan permasalahan atau persoalan. Sehingga dalam aliran ini
manusia disebut sebagai homo sapiens yaitu manusia yang berfikir.
4.
Aliran Psikologi Humanistik
Dalam aliran ini manusia pada dasarnya makhluk yang baik dan
memilki potensi yang tidak terbatas. Aliran ini sangat optimistik dan bahkan
terlampau optimistik terhadap pengembangan sumber daya manusia. Sehingga
manusia dipandang sebagai penentu yang mempu menjalankan play God ( peran Tuhan
. Hal ini, sangat memungkinkan munculnya sikap membiarkan terhadap tingkah laku
manusia. Baik itu yang bersifat negatif maupun positif
Pandangan Islam Terhadap Psikologi Dan Aliran-Alirannya
1.
Pemikiran Ke Arah Psikologi Islam
Perbincangan tentang jiwa (ruh) dalam dunia islam sudah
dimulai pada pertama munculnya pemikir-pemikir islam. Perbincangan tentang jiwa
(nafs) dimungkinkan karena islam sudah memilki konsep tentang manusia dan
unsur-unsurnya maka sangat wajar jika pemikir muslim berbicara masalah manusia
dan jiwa (nafs).
Artinya
: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy-Syams : 7-8)
Dan
juga pada surah Al-Fajr ayat 27 yang berbunyi :
Artinya
: “Hai jiwa yang tenang”. (Q.S. Al-Fajr : 27).
Menurut Malik M. Badri ada tiga fase perkembangan sikap psikolog
muslim terhadap psikolog modern yang
berasal dari barat, yaitu fase infantual, fase rekonsiliasi dan fase
emansipasi. Pada fase pertama ini para ahli psikolog muslim tergila-gila pada
teori psikolog dan tekhniknya yang memikat. Pada fase kedua, mereka sudah
mencocokkan apa yang ada dalam teori psikologi dengan apa yang ada dalam
Al-Qur’an. Dan pada fase terakhir, mereka semakin bersifat kritis terhadap
psikologi modern dan mengalihkan perhatiaannya pada Al-Qur’an , Hadist serta
Khazanah-khazanah klasik islam yang membahas tentang jiwa dan manusia.
Pandangan islam terhadap psikoanalis, behaviorisme dianggap sebagai tori yang
merendahkan martabat manusia sebagai hamba dan khalifah Allah, sementara
humanistik dipandang mendekati pandangan islam.
M. Badri dalam bukunya yang berjudul “The Dilemma of Muslim
Psychologists” mengecam psikologi Behaviorisme. Terhadap psikologi
behaviorisme, kecaman diarahkan pada wawasan mengenai manusia yang dianggap
sebagai makhluk yang hedonis yang memiliki motif tunggal untuk menyesuaikan
diri pada lingkungan fisik dan sosial dengan mementingkan kini (here) dan
disini (now). Kecaman juga ditunjukkan pada psikologi Psikoanalisis terhadap
konsep-konsep dasar id, ego dan super ego yang dianggap sebagai mitos daripada
penelitiaan secara ilmiah. Akan tetapi, badri tidak hanya semata-mata mengecam
tetapi juga menghargai hal-hal yang positif dari aliran-aliran tersebut.
Pandangan kritis pemikir-pemikir muslim terhadap psikologi modern
dan besarnya perhatian terhadap psikologo islam tidak lepas dari gerakan
islamisasi ilmu pengetahuan dan gerakan kebangkitan islam. Hal ini melahirkan
berbagai kajian psikologi islam muktahir juga muncul dalam literatur bahasa
arab, seperti Al-Qur’an wal ‘ilman Nafs, karangan Abd. Wahab Hamudah (1962),
Jamal Mahdi Abu al-Azaim (1978), dan Utsman An-Najasi (1982), Ilm an Nafis
al-Islam oleh Ramadlan Muhammad al-Qazzafi (1990), Al-Tafakkurmin al-Musyahadat
ila al-Syuhfid, Dirasat an Nafsiyyat oleh Malik Badri (1996).
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling sempurna dalam
penciptaannya. Dalam surah Al-Mu’minun ayat 12 sampai 14 dijelaskan tentang
penciptaan manusia :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar