Rabu, 18 Januari 2012

Aliran-aliran Psikologi Dalam Prespektif Islam


Aliran-Aliran Psikologi
Dengan banyaknya pemikiran dan penelitian tentang kejiwaan oleh para ahli. Dan  memunculkan pandangan yang berbeda dari hasil penelitiannya. Sehingga lahirlah aliran-aliran psikologi dari para ahli . Dengan demikian ada 4 aliran-aliran psikologi yang terkenal yaitu :
1.                  Aliran Psikologi Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis adalah sebuah aliran dalam psikologi yang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh-oleh keinginan-keingnan terpendam (homo valens). Aliran ini didirikan atau dikemukakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1900. Yaitu orang yang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia. Freud memfokuskan pada totalitas  kepribadian manusia. Aliran psikoanalisis tentang manusia ini sangat kompleks tetapi secara garis besar ada tiga ke-satuan kompleks yang memilki hubungan timbal balik.
 Yang pertama adalah Id (das es), merupakan suatu wadah yang berisi dorongan-dorongan bawaan yang bersifat primitif dan dorongan – dorongan biologis manusia (instink). Id bergerak pada bidang kesenangan dan kepuasan. Kedua adalah ego (das ich), yang menampilkan akal budi dan pikiran, selalu siap menyesuaikan diri dan mampu mengendalikan dorongan-dorongan  dan menampilkan prinsip realitis (nyata). Ketiga super ego, mempunyai fungsi untuk mengontrol id agar tidak begitu saja merealisasikan perbuatannya atau pemuasannya. Atau bisa dikatakan super ego adalah hati nurani manusia.
2.                  Aliran Psikologi Behaviorisme
Aliran ini pertama kali dikemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-1938) dan William Mc. Dougal (1871-1938).. Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi hanyalah prilaku yang kelihatan saja dan menolak pendapat sarjana psikologi yang mempelajari tingkah laku yang tidak nampak dari luar. Karena Pavlov sangat anti terhadap psikologi yang dianggap kurang ilmiah dan semua gerakan yang terjadi itu hanyalah refleks yang. Serta tokoh aliran ini yang lain mengemukakan bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif artinya harus dipelajari sebagaimana mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam.
3.                  Aliran Psikologi Kognitif
Aliran psikologi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungannyadengan cara berfikir. Psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi ditangkap oleh alat indera yang diproses dalam jiwa seseorang sebelum diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Akan tetapi, dalam aplikasinya reaksi yang timbul tidak hanya yang nyata tetapi juga dalam bentuk atau berupa ingatan. Dalam konsep ini manusia orang yang secara sadar memecahkan permasalahan atau persoalan. Sehingga dalam aliran ini manusia disebut sebagai homo sapiens yaitu manusia yang berfikir.

4.                  Aliran Psikologi Humanistik
Dalam aliran ini manusia pada dasarnya makhluk yang baik dan memilki potensi yang tidak terbatas. Aliran ini sangat optimistik dan bahkan terlampau optimistik terhadap pengembangan sumber daya manusia. Sehingga manusia dipandang sebagai penentu yang mempu menjalankan play God ( peran Tuhan . Hal ini, sangat memungkinkan munculnya sikap membiarkan terhadap tingkah laku manusia. Baik itu yang bersifat negatif maupun positif
Pandangan Islam Terhadap Psikologi Dan Aliran-Alirannya
1.                  Pemikiran Ke Arah Psikologi Islam
Perbincangan tentang jiwa (ruh) dalam dunia islam sudah dimulai pada pertama munculnya pemikir-pemikir islam. Perbincangan tentang jiwa (nafs) dimungkinkan karena islam sudah memilki konsep tentang manusia dan unsur-unsurnya maka sangat wajar jika pemikir muslim berbicara masalah manusia dan jiwa (nafs).

Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy-Syams : 7-8)

Dan juga pada surah Al-Fajr  ayat  27 yang berbunyi :

Artinya : “Hai jiwa yang tenang”. (Q.S. Al-Fajr : 27).

Menurut Malik M. Badri ada tiga fase perkembangan sikap psikolog muslim terhadap psikolog modern  yang berasal dari barat, yaitu fase infantual, fase rekonsiliasi dan fase emansipasi. Pada fase pertama ini para ahli psikolog muslim tergila-gila pada teori psikolog dan tekhniknya yang memikat. Pada fase kedua, mereka sudah mencocokkan apa yang ada dalam teori psikologi dengan apa yang ada dalam Al-Qur’an. Dan pada fase terakhir, mereka semakin bersifat kritis terhadap psikologi modern dan mengalihkan perhatiaannya pada Al-Qur’an , Hadist serta Khazanah-khazanah klasik islam yang membahas tentang jiwa dan manusia. Pandangan islam terhadap psikoanalis, behaviorisme dianggap sebagai tori yang merendahkan martabat manusia sebagai hamba dan khalifah Allah, sementara humanistik dipandang mendekati pandangan islam.

M. Badri dalam bukunya yang berjudul “The Dilemma of Muslim Psychologists” mengecam psikologi Behaviorisme. Terhadap psikologi behaviorisme, kecaman diarahkan pada wawasan mengenai manusia yang dianggap sebagai makhluk yang hedonis yang memiliki motif tunggal untuk menyesuaikan diri pada lingkungan fisik dan sosial dengan mementingkan kini (here) dan disini (now). Kecaman juga ditunjukkan pada psikologi Psikoanalisis terhadap konsep-konsep dasar id, ego dan super ego yang dianggap sebagai mitos daripada penelitiaan secara ilmiah. Akan tetapi, badri tidak hanya semata-mata mengecam tetapi juga menghargai hal-hal yang positif dari aliran-aliran tersebut.
Pandangan kritis pemikir-pemikir muslim terhadap psikologi modern dan besarnya perhatian terhadap psikologo islam tidak lepas dari gerakan islamisasi ilmu pengetahuan dan gerakan kebangkitan islam. Hal ini melahirkan berbagai kajian psikologi islam muktahir juga muncul dalam literatur bahasa arab, seperti Al-Qur’an wal ‘ilman Nafs, karangan Abd. Wahab Hamudah (1962), Jamal Mahdi Abu al-Azaim (1978), dan Utsman An-Najasi (1982), Ilm an Nafis al-Islam oleh Ramadlan Muhammad al-Qazzafi (1990), Al-Tafakkurmin al-Musyahadat ila al-Syuhfid, Dirasat an Nafsiyyat oleh Malik Badri (1996).
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling sempurna dalam penciptaannya. Dalam surah Al-Mu’minun ayat 12 sampai 14 dijelaskan tentang penciptaan manusia :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar